Ketika seluruh manusia sedang
merasakan panas, berkeringat, dan kepayahan di padang mahsyar, Allah swt
memuliakan sebagian orang-orang yang beriman dengan memberikan kepada mereka
teduhan, yaitu berada di bawah bayangan Arsy Allah swt.
Rasulullah saw bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ
“Ada tujuh golongan yang Allah swt akan memberikan teduhan kepada mereka
di dalam teduhanNya pada hari dimana tidak ada teduhan kecuali teduhan Allah
swt. Mereka yaitu pertama, pemimpin yang adil, yaitu seorang pemimpin yang
meletakkan segala sesuatu pada tempatnya
sesuai dengan syariat Allah swt.
Yang kedua, pemuda yang tumbuh pada ketaatan dan ibadah kepada Allah,
yaitu tidak menggunakan masa mudanya untuk berhura-hura atau menggunakannya
untuk memperturutkan hawa nafsu seperti kebanyakan pemuda.
Sedangkan golongan ketiga adalah lelaki yang hatinya bergantung kepada
masjid, yaitu sangat mencintai masjid. Diantaranya adalah menjaga untuk
menegakkan shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid.
Kemudian golongan ke empat adalah dua orang yang saling mencintai
karena Allah, bersatu karena Allah swt, dan berpisah karena Allah. Maksudnya
bukan mencintai karena faktor dunia atau karena faktor kekerabatan semata akan
tetapi karena ketaatan saudaranya kepada Allah.
Golongan yang kelima adalah pemuda yang diajak berzina oleh seorang
wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, kemudian pemuda tersebut
berkata, ‘Aku takut kepada Allah’. Maksudnya adalah pemuda yang meninggalkan
perzinahan tersebut karena takut kepada Allah swt.
Yang keenam adalah orang yang suka bersedekah, kemudian menyembunyikan
sedekahnya tersebut, sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
disedekahkan oleh tangan kanannya. Maksudnya adalah orang-orang yang suka
menyembunyikan sedekah dari penglihatan dan pendengaran manusia.
Dan golongan yang terakhir, yang ketujuh adalah orang-orang yang senang
mengingat Allah dalam keadaan sendiri. Kemudian matanya meneteskan air mata
karena takut kepada Allah swt.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tujuh golongan tersebut di atas
bukanlah pembatasan. Di dalam hadits yang lain, Rasulullah saw juga mengabarkan
bahwa, “Barangsiapa yang memberikan tempo
kepada orang yang kesusahan. Maksudnya adalah seseorang yang miskin yang
kesulitan di dalam membayar hutangnya atau memaafkan hutangnya maksudnya adalah
sebagian hutangnya atau seluruhnya, maka ia akan mendapat teduhan Allah saw.” (HR.
Muslim)
Rasulullah saw juga bersabda di
dalam hadits yang lain,
من أنظر معسرا أو وضع عنه أظله الله في ظله
“Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan dari orang mukmin di
dunia maka Allah saw akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat.” (HR.
Muslim)
Karenanya, segera bertaubatlah
dari segala dosa, perbanyaklah istighfar, pergunakanlah waktu dan segala
potensi yang dititipkan Allah saw kepada kita, bersegeralah melaksanakan
amalan-amalan di atas, dan perbanyaklah menghilangkan kesusahan orang lain.
Semoga Allah saw memudahkan kita dan menghilangkan kesusahan-kesusahan kita di
hari kiamat. Aamiin.
* Diambil dari kajian Ust. Abdullah Roy