Puisi Pagi Hari


Maka sibaklah tirai-tirai kemalasan untuk menggapai cahaya ilmu yang menerangi setiap jiwa yang terperangkap di dalam lorong-lorong kebodohan yang pengap dan menyesakkan.
Tegakkan hokum pada dirimu.
Engkau adalah polisi untuk dirimu sendiri yang dengan gagah berani mampu memberangus setiap kesalahan yang kau lakukan.
Petiklah seluruh benang-benang emas dari jubah al-musthafa,
Yang renda-rendanya menuliskan kata al amin!
Seakan tidaklah menjadi seorang muslim, kecuali kau bangun citra diri yang membuat orang berdecak kagum karena engkaulah manusia langit yang menjadi tiang-tiang hukum kehidupan.


Tentang shiddiq, adalah mutiara kehidupan yang tidak akan pernah jatuh nilainya,
Walau kau lempar ke dalam sampah sekalipun;
Mutiara tetaplah mutiara, walau di dalam lumpur sekalipun.
Kejujuran dan keberanian untuk bersikap dan bertindak jujur adalah wewangian parfum yang harumnya semerbak membawa suasana damai nan sejuk.
Kejujuran adalah mata hati yang pertama terbuka dari tidurmu yang lelap.
Dari mata itulah engkau pancarkan pandangan dan berjalan tanpa terantuk.
Sedangkan kemunafikan dan kepalsuan adalah mata hati yang buta.
Pagi hari yang indah dan sinar mentari yang semburat indah menerpa kaca-kaca istana, tidaklah ada artinya bagimu.
Di pagi hari ketika engkau terbangun hanyalah sebuah pengulangan rutin tanpa makna.
Jalanmu terhuyung, jiwamu tertutup dan keberadaanmu hanyalah sebuah iklan yang memenuhi jalanan, layu diterpa panas kemudian hancur didera hujan.

Tentang benang emas yang menguntai kata amanah memantulkan rasa aman pada diri dan orang lain. Ditanganmu semua rahasia akan hilang terkubur dalam nisan-nisan bisu tanpa tulisan.
Amanah adalah kunci ketertiban.
Ketika kau khianati amanah, bersiaplah untuk memetik kehancuran.

Tentang fathanah adalah rasa haus pada menimba ilmu untuk membuka khazanah yang terburai di seantero semesta.
Rasa ingin tahu yang memburu menderu-deru untuk menyingkap apa gerangan di balik misteri kehidupan.

Dan benang emas yang masih tersisa adalah tablig.
Sebuah pelita yang harus kau acungkan tinggi-tinggi menerangi seluruh lorong kegelapan.
Dengan tablig itu engkau akan menjadi tongkat bagi yang buta atau daun-daun rimbun di padang Sahara yang memberi keteduhan para kafilah yang melepas lelah dari perjalanannya yang jauh.

Pakailah jubah uswah khazanah sekarang juga.
Bila tidak, dia akan dirampas oleh musuh-musuhmu.
Kemudian, apalagi yang kau tunggu?
Hidup hanya kilasan waktu
Kemarin telah berlalu, hari esok belum lagi tentu.
Detik inilah milikmu
Taburkanlah benih-benih amal, manfaat kelak akan kau petik buah syafaat.

--->> by Totasmara
Active Search Results