Temanku yang baik, setiap kita adalah pemimpin. Minimal, pemimpin untuk diri kita sendiri. Karenanya, setiap kitapun tak kan luput dari kewajiban dan tanggung jawab.
Minimal ada 2 hal pokok yang harus ada dalam jiwa setiap pemimpin,
Pertama, seorang pemimpin wajib memiliki visi dan misi.
Visi adalah arah atau tujuan hidup yang harus kita tuju. Tanpa visi, hidup kita akan seperti air yang mengalir mengikuti arus. Jika arus ke kiri, ikutlah air itu ke kiri, jika belok ke kanan, ikut pulalah ia. Orang yang tidak memiliki visi hidup sama dengan orang yang tidak memiliki prinsip. Karenanya, sebagai pemimpin, mari kita tetapkan visi hidup kita. Tak ada kata terlambat untuk itu.
Setelah kita tetapkan visi kita, maka sebagai seorang pemimpin, berusahalah untuk mempresentasikan, menjabarkan dan mendeskripsipkan visi kita kepada bawahan atau anak asuhan kita. Mereka harus tahu visi kita. Mereka harus tahu, hendak kemana kita ajak. Memimpin hakekatnya adalah mempengaruhi. Semakin luas pengaruh kita, semakin tajam pula kepemimpinan kita.
Untuk selanjutnya, secara persuasif, pemimpin wajib menggiring, mengajak dan membimbing anak buahnya menuju ke arah visi yang dituju. Step by step.
Contohlah misal, seorang ibu muslim yang tentu saja menginginkan kebaikan dunia dan akherat bagi keluarganya. Ia mesti senantiasa mengenalkan surga dan neraka kepada buah hatinya. Deskripsikanlah surga beserta kenikmatan-kenikmatannya yang bisa kita reguk kelak jika kita bisa memasukinya. Ulang, dan terus ulangilah, setiap hari, setiap malam, hingga benar-benar mengakar dalam hati dan jiwanya. Hingga ada kerinduan dan keinginan yang mendalam untuk menuju ke arahnya. Apabila seorang anak mindset nya sudah sedemikian kuat seperti itu, maka ia akan dengan mudah dan ikhlas menjalankan -apapun itu- sesuatu yang bisa mendekatkannya kepada tempat yang dicintainya itu.
Kedua, seorang pemimpin harus memiliki sifat JUJUR.
Seorang Muhammad, sebelum diangkat menjadi Nabi, beliau dikenal oleh masyarakat Mekah sebagai orang yang jujur. Bahkan beliau disebut sebagai Al Amin, atau orang yang bisa dipercaya.
Modal dasar seorang pemimpin disamping ia harus memiliki visi, adalah sifat jujur. Apalah artinya menjadi seorang pemimpin organisasi besar atau bahkan presiden sekalipun, apabila ia dikenal sebagai tukang bohong dan pembual.
Jadikanlah diri kita orang yang jujur. Jujur dalam perbuatan, sikap dan perkataan. Jangan sekali-kali berbohong, karena berbohong pada akhirnya akan membutuhkan kebohongan-kebohongan selanjutnya.
Ujian terberat kejujuran adalah ketika orang yang kita kasihi atau diri kita sendiri melakukan sebuah kesalahan. Tak dapat dipungkiri, sebagian dari kita selalu menginginkan menjadi ‘yang paling benar’. Tak dapat dipungkiri, sebagian dari kita lebih menyukai membenamkan dalam-dalam kesalahan-kesalahan kita untuk kemudian memasang muka-muka innocent yang nyaris membuat semua orang percaya pada kebaikan dan kebenaran diri kita yang sebenarnya sangatlah kerdil.
Kita lupa bahwa ada Yang Melihat. Dia melihat yang kita lakukan, Dia tahu segala sekecil apapun kesalahan-kesalahan kita. Dan Dia pun tahu, sekerdil apakah diri kita ini.
So, be honest! Be honest! Jujurlah wahai temanku yang baik. Tak kan kita mengalami kerugian apabila kita jujur.
Semoga, catatan kecil ini bisa menjadi sedikit modal untuk memperbaiki kepimpinan kita di masa datang.