Kajian 49 : As Siroth



Termasuk beriman dengan hari akhir adalah beriman dengan adanya as shiroth yaitu jembatan yang dipasang di atas neraka jahannam sebagai sarana untuk orang-orang beriman menuju surga. 

Setelah berpisah dengan orang-orang munafiq, maka tinggalah orang-orang yang beriman dengan berbagai tingkatan keimanan mereka, mulai dari para Nabi as sampai dengan para pelaku dosa besar, mereka semua akan menuju syurga dengan melewati sebuah jembatan yang ada di atas neraka.


Allah swt berfirman dalam surat Maryam 71-72 yang artinya, “Dan tidak seorang dari kalian kecuali akan melewati neraka, yang demikian itu adalah ketentuan dari Allah yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan selamatkan orang-orang yang bertaqwa dan Kami akan biarkan orang-orang yang zalim masuk ke dalam neraka dalam keadaan berlutut.”

Di dalam hadits Al Qudri ra, Rasulullah saw mengabarkan bahwasanya jembatan tersebut sangat menggelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan duri seperti duri sakdan. Berkata Abu Al Qudri yang meriwayatkan hadits ini bahwasanya beliau berkata, telah sampai kepadaku berita jembatan ini bahwa jembatan ini lebih lembut daripada rambut dan lebih tajam daripada pedang. (H. R. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits ini juga disebutkan bahwa ada orang yang beriman yang melewati jembatan tersebut sangat cepat, secepat kedipan mata, ada yang melewatinya seperti kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung, ada yang secepat larinya kuda, ada yang secepat larinya unta, dan ada yang sangat lamban, sehingga ia melewati jembatan tersebut dalam keadaan sedang menyeret dirinya. Dialah orang yang terakhir melewati jembatan.

Rasulullah saw bersabda, juga menyebutkan di dalam hadits ini bahwasanya manusia akan terbagi menjadi 3. Orang yang benar-benar selamat melewati neraka yaitu tanpa terkena sambaran, orang yang selamat melewati neraka namun terkoyak tubuhnya, dan orang yang tersambar dan akhirnya terjatuh ke dalam neraka. 

Di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda, “Maka aku dan umatkulah yang pertama kali akan melewati. Tidak berbicara pada saat itu kecuali para rasul. Doa mereka pada saat itu, Ya Allah selamatkan selamatkan. Di atas jembatan tersebut terdapat besi-besi pengait dan duri seperti duri sakdan. tahukah kalian duri sakdan? mereka menjawab, Iya ya Rasullah. Lalu beliau berkata, besi pengait tersebut seperti duri sakdan namun besarnya tidak ada yang mengetahui selain Allah. Dia akan menyambar sesuai dengan amalan manusia yaitu dosanya. Ada di antara mereka yang binasa karena amalannya dan ada diantara mereka yang terkoyak dari belakang kemudian selamat. Dan diantara yang selamat adalah 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab, wajah-wajah mereka seperti bulan di malam bulan pernama. Menyusul di belakang mereka orang-orang yang wajah-wajah mereka seperti bintang yang paling terang”

Dan akan digiring amanah dan ar rahim atau kekerabatan. 

Rasulullah saw bersabda, “Maka akan digiring amanah dan ar rahim atau kekerabatan. Mereka akan berada di samping kiri dan kanan jembatan.” (H. R Muslim)

Ini menunjukkan bahwa melaksanakan amanah dan menyambung silaturahim atau hubungan kekerabatan perkaranya besar di dalam agama islam. Keduanya akan menuntut orang yang tidak memenuhi hak keduanya.

Sebagian orang yang beriman akan jatuh ke dalam neraka disebabkan oleh ucapan yang pernah mereka ucapkan semasa di dunia. 

Rasulullah saw bersabda, “Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang membuat marah Allah dan hamba tersebut tidak menganggap penting ucapan itu. Dia jatuh karena sebab ucapan tadi ke dalam  jahannam.”(H. R. Bukhari)

Sebuah batu yang dilempar ke dalam neraka akan sampai ke dasar neraka 70 tahun kemudian. Sebagaimana di dalam hadits yang diriwaytkan Bukhari dan Muslim. Sebuah peristiwa yang pasti akan kita alami dan sangat mendebarkan. Berjalan di atas jembatan yang sangat kecil, sangat panjang, di bawahnya ada neraka yang sangat dalam dan berisi adzab yang sangat pedih. Dan disamping kanan dan kiri ada besi-besi pengait yang siap mengenai orang yang berhak. Ketegaran kita di atas jembatan pada saat itu sesuai dengan ketegaran kita di dunia di dalam berpegang teguh dalam agama Islam.
Semoga Allah swt merahmati kita dan menyelamatkan kita semua.




* Diambil dari kajian Ust. Abdullah Roy



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Active Search Results