Kajian 47 : Tinggalnya Orang-orang Beriman dan Orang-orang Munafiq



Dari hadits shahih Abu Said Al Qudri yang diriwayatkan Al Imam Bukhari dan Muslim disebutkan bahwasanya setelah orang kafir, baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke neraka, maka tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah swt, yang sholeh maupun yang fasiq. Dan dikatakan kepada mereka, ‘Apa yang menghalangi kalian untuk pergi? Sedangkan manusia sudah pergi?’. Dalam riwayat Muslim, ‘Apa yang kalian tunggu?’. Mereka berkata, ‘kami berbeda dengan mereka ketika di dunia padahal kami dahulu butuh dengan mereka. 


Maksudnya adalah bahwa mereka dahulunya di dunia bertauhid dan tidak menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, meskipun mereka membutuhkan orang-orang kafir tersebut dalam beberapa hal selama di dunia. 

Mereka berkata, ‘Sungguh kami telah mendengar penyeru menyeru agar setiap kaum mengikuti apa yang dia sembah. Dan kami sekarang sedang menunggu Rabb kami.’ Maka datanglah Allah swt dengan bentuk yang berbeda dengan bentuk yang mereka melihat pertama kali. 

Hal ini menunjukkan bahwasanya orang-orang yang beriman akan melihat Allah swt di padang mahsyar.

Kemudian Rasulullah saw bersabda, maka Allah swt berkata, ‘Aku adalah Rabb kalian.’. Maka mereka berkata, ‘Kami berlindung kepada Allah darimu, kami tidak menyekutukan Allah sedikitpun.’ Mereka mengatakan perkataan ini dua atau tiga kali.

Maksudnya adalah bahwa Allah swt akan menguji mereka dengan memperlihatkan dirinya kepada mereka dalam bentuk yang lain. Dan ketika mereka melihat Allah swt dengan bentuk yang lain maka mereka berlindung kepada Allah supaya tidak terfitnah di dalam ujian ini. Dan ucapan mereka, ‘kami tidak menyekutukan Allah sedikitpun’ menunjukkan tentang keutamaan tauhid.

Beliau saw bersabda, maka tidak berbicara kepada Allah saat itu kecuali para Nabi. Maka Allah berkata, ‘Apakah kalian mempunyai tanda sehingga kalian mengetahui bahwa Dia adalah Rabb kalian?’. Mereka berkata, ‘Betis’. Maka disingkaplah betis Allah swt.

Para ulama mengatakan bahwa ini merupakan salah satu hadits yang berisi sifat Allah. Kewajiban kita beriman, bahwasanya Allah swt memiliki betis sesuai dengan keagunganNya, tidak mengingkarinya, tidak menyerupakannya dengan makhlukNya, tidak takwil dan tidak boleh kita bertanya tentang bagaimananya.

Selanjutnya Rasulullah bersabda, maka sujudlah semua mukmin dan dalam riwayat Muslim disebutkan tidak tersisa orang yang dahulu di dunia bersujud kepada Allah swt, ikhlas dari dalam dirinya kecuali Allah akan mengizinkan dia untuk sujud.

Kemudian tidak tersisa orang-orang yang dahulu di dunia sujud karena ingin melindungi diri dari riya’ kecuali Allah akan menjadikan punggungnya menjadi rata.

Setiap akan sujud, dia akan jatuh tersungkur di atas tengkuknya, maksudnya dia tidak bisa sujud karena punggungnya yang semula memiliki beberapa ruas tulang yang memudahkan dia untuk membungkuk menjadi hanya memiliki satu ruas tulang yang rata, demikianlah keadaan orang-orang yang ketika di dunia menipu Allah dan orang-orang beriman maka Allah swt menipu mereka. 

Mereka mengira bahwa mereka akan selamat dengan tinggalnya mereka saat itu bersama orang-orang yang beriman, namun ternyata perkiraan mereka adalah perkiraan yang salah. 

Kemudian Rasulullah saw bersabda, kemudian orang-orang beriman mengangkat kepala mereka dan Allah swt telah kembali ke bentuknya yang semula kemudian Allah swt berkata, ‘Aku adalah Rabb kalian.’ Dan mereka pun berkata, ‘Engkau adalah Rabb kami.’




*Diambil dari kajian Ust. Abdullah Roy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Active Search Results