pengembalian hak orang yang dizalimi |
Kajian silsilah beriman kepada hari akhir kali ini adalah
menegakkan qishash atau hukuman bagi orang yang zalim. Termasuk keadilan Allah
swt adalah menegakkan qishash di antara makhluk di hari kiamat. Tidak ada makhluk yang dizalimi di dunia oleh yang lain
kecuali akan Allah swt kembalikan haqnya di hari kiamat. Bahkan diantara hewan
sekalipun.
Akan didatangkan orang yang zalim dan yang dizalimi, sekecil
apapun kezaliman tersebut. Baik kezaliman berupa harta, seperti pencurian,
perampasan, penipuan, hutang atau kezaliman kehormatan seperti umpatan, cacian,
makian, ghibah, fitnah, tuduhan palsu, hingga kezaliman fisik seperti
pemukulan, tendangan, pembunuhan, dan sebagainya.
Penegakan keadilan pada saat itu adalah dengan hasanah dan
sayyi’ah. Orang yang zalim akan diambil hasanahnya dan diberikan kepada orang
yang dizalimi. Dan apabila orang yang zalim tersebut tidak memiliki hasanah,
maka sayyiah orang yang dizalimi akan diambil dan diberikan kepada orang yang
zalim tersebut.
Orang yang bangkrut pada hari tersebut adalah orang yang
terlalu banyak kezalimannya di dunia.
Rasulullah saw bersabda yang artinya, “Sesungguhnya orang yang bangkrut
di antara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa
pahala sholat, pahala puasa, dan pahala zakat. Dia datang pada hari tersebut
dan dahulu di dunia dia telah mencela si fulan, menuduh si fulan berzina,
memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan, dan memukul si fulan. Maka
hasanah atau pahala orang tersebut akan diberikan kepada si fulan lalu si fulan.
Sehingga apabila telah habis hasanah orang tersebut sebelum selesai melunasi
hak orang lain maka akan diambil dosa-dosa orang-orang yang pernah dia zalimi
tersebut dan dipikulkan kepadanya. Dan pada akhirnya ia dilemparkan ke dalam
neraka.” (H. R. Muslim)
Oleh karena itu seorang muslim di dunia ketika berbuat zalim
hendaknya bersegera untuk meminta maaf dan mengembalikan hak orang yang ia
zalimi.
Rasulullah saw bersabda yang artinya, “Barang siapa yang memiliki kezaliman kepada orang lain baik berupa kehormatan
atau kezaliman yang lain maka hendaklah ia meminta dihalalkan darinya pada hari
ini. Sebelum datang hari ini yang disana tidak ada dinar maupun dirham.” (H.
R. Bukhari)
Orang yang dizalimi di dunia boleh membalas dengan balasan
yang setimpal akan tetapi tidak boleh
dia membalas yang berlebihan karena apabila demikian justru dia menjadi orang
zalim yang akan diambil kebaikannya. Dan apabila ia memaafkan maka Allah swt
akan memberikan pahala yang besar.
Allah swt berfirman yang artinya, “Dan balasan sebuah kejelekan adalah kejelekan yang setimpal dan
barangsiapa yang memaafkan dan memperbaiki, maka pahalanya atas Allah swt dan
sesungguhnya Allah swt tidak mencintai orang-orang yang zalim.” (Q. S.
Asyura : 40)
*Diambil dari kajian
Ust. Abdullah Roy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar