Kajian 43 : Telaga Rasulullah saw



Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya telaga Rasulullah saw pada hari kiamat. Hadits-hadits yang mendasari masalah ini mencapai derajat mutawatir. Diantaranya sabda Rasulullah saw yang artinya, “Sesungguhnya setiap nabi memiliki telaga dan sesungguhnya tiap mereka akan saling berbangga siapa diantara mereka yang telaganya paling banyak didatangi. Dan aku berharap telagaku akan menjadi telaga paling banyak yang didatangi.(H. R. Tirmidzi)


Dalam hadits yang lain, Rasulullah saw juga bersabda yang artinya, “Telagaku sepanjang satu bulan perjalanan dan airnya lebih putih daripada susu dan baunya lebih wangi daripada minyak kesturi dan kizannya yaitu sejenis teko sebanyak bintang di langit. Barangsiapa yang meminum darinya maka ia tidak akan pernah haus selama-lamanya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Sebagian ulama mengatakan, bahkan seandainya ia masuk ke dalam neraka setelah itu karena dosa-dosanya yang dia pernah lakukan maka dia tidak akan diadzab dengan rasa haus. 

Umat beliau saw akan mendatangi telaga beliau dan meminum darinya. 

Beliau saw mengatakan yang artinya, “Aku akan menolak manusia dari meminum air di telagaku sebagaimana seseorang menolak onta orang lain dari telaganya.” Maka para shahabat bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah apakah engkau mengenal kami pada hari tersebut? Beliau menjawab, “Iya. Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat yang lain, kalian akan mendatangi telagaku dalam keadaan putih wajah, tangan, dan kaki kalian dari bekas berwudhu.”(H. R. Muslim)

Orang beriman ketika Rasulullah saw masih hidup kemudian dia murtad sepeninggal beliau saw maka akan dijauhkan dari telaga beliau saw. 

Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah saw bersabda yang artinya, “Aku akan mendahului kalian di atas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang di antara kalian dan kemudian tiba-tiba dijauhkan dariku. Aku pun bertanya, wahai Rabbku, bukankah mereka semua adalah shahabatku? Maka Allah swt menjawab, sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan setelah sepeninggal dirimu.”  (H. R. Bukhari dan Muslim)

Di dalam hadits yang lain dikatakan kepada beliau, “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka rubah setelahmu.” (H. R. Bukhari dan Muslim)

Sebagian ulama mengatakan bahwasanya membuat bid’ah dalam sebuah agama termasuk merubah agama yang dimaksud dalam hadits ini. Dikhawatirkan dia tidak bisa meminum dari telaga nabi saw.

Namun bukan berarti apabila ia masuk ke dalam neraka dia kekal di dalamnya, karena yang kekal di dalam neraka hanyalah orang-orang kafir. 

Dua hadits terakhir menunjukkan bahwasanya, setelah meninggal beliau saw tidak mengetahui apa yang dilakukan umatnya.

Semoga Allah swt menjadikan kita termasuk orang-orang yang bisa meminum dari telaga Rasulullah saw pada hari dimana kita amat sangat membutuhkannya. Aamiin...



*Diambil dari kajian Ust. Abdullah Roy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Active Search Results