Jangan Remehkan Senyuman Indah Orang yang Meninggal
Tersenyum, mungkin bukan hal yang
berat dilakukan, bahkan mungkin selama kita hidup di dunia, senyum senantiasa
menghiasai keseharian kita. Namun bagaimana jika senyum itu tersungging setelah
kematian? Subhanallah, mungkin hanya kata-kata itulah yang patut diucapkan atas
keindahan kematian yang tampak jelas tergambar melalui senyuman tersebut.
Dahsyatnya Sakaratul Maut
Kematian adalah suatu kepastian
yang tak dapat terelakkan. Proses tercabutnya nyawa manusia akan dimulai dengan
detik-detik yang menegangkan dan menyakitkan. Peristiwa besar tersebut
dinamakan sakaratul maut. Beberapa hadits menggambarkan tentang moment
sakaratul maut yang menakutkan.
Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)
Datangnya sakaratul maut adalah kepastian, sebagaimana dalam firman Allah SWT, yang artinya :
"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya". [Qaaf: 19]
Rasa sakit sakaratul maut yang dialami setiap orang berbeda antara satu dan lainnya, demikian juga dengan tingkat rasa sakitnya. Namun rasa sakit tersebut bukan berarti dibedakan dari tingkat keimanan atau kedhaliman seseorang selama hidup di dunia. Karena terdapat sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa rasa sakit sakaratul maut termasuk salah satu pengurangan kadar siksaan di akhirat kelak.
Sakaratul Orang yang Beriman
Malaikat maut akan mendatangi orang
beriman untuk mengambil nyawanya dengan kesan yang baik dan menggembirakan. Ruh
orang beriman akan terlepas dari raganya dengan mudah dan ringan. Bahkan,
senyum tak beratnya mengembang sebagai tanda kebahagiaan atas kabar gembira
yang dibawa Malaikat tentang surga. Yah, Malaikat maut datang dalam wujud
pemuda tampan, berpakaian Indah dan berbau harum. Dia mengabarkan berita gembira
kepada orang beriman atas ampunan dan ridho Allah untuknya. Sebagaimana
Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang berkata: "Rabb kami adalah Allah kemudian mereka beristiqomah, maka para malaikat turun kepada mereka (sembari berkata):" Janganlah kamu bersedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu di dunia dan akhirat di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". [Fushshilat: 30]
Dalam ayat lainnya, Allah juga mengabarkan kondisi kematian orang beriman dalam yang khusnul khatimah, yakni :
"(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salamun 'alaikum (keselamatan sejahtera bagimu)",
masuklah ke
dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". [An Nahl: 32]
Kondisi tersebut membuat orang beriman meninggal dalam kondisi yang khusnul
sangat baik, tenang, tanpa beban, bahkan senyum indah tersungging indah
dimulutnya sebagai tanda kebahagiaan. disabdakan Rasulullah berikut :
"Sesungguhnya hamba yang kafir -dalam riwayat lain- yang jahat jika akan telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat-malaikat yang kasar akan dari langit dengan wajah yang buruk dengan membawa dari neraka. Mereka duduk sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut hadir
Sakaratul maut Orang yang Dzalim
Jika kita
melihat keindahan sakaratul maut pada orang beriman, sebaliknya akan menimpa
orang yang dzalim. Ruh orang dzalim akan keluar dari raganya dengan susah
payah, dan menyiksa. Hal itu sebagaimana dan duduk di atas kepalanya dan
berkata: “Wahai jiwa yang keji keluarlah engkau menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya". Maka ia mencabut
(ruhnya) layaknya mencabut saffud (penggerek yang) banyak mata
besinya dari bulu wol yang basah. ( HR. Ahmad (4/2876, 295,
296)
Allah juga menggambarkan
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat mumukul dengan tangannya, (Sambil berkata): "Keluarkan nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatnya". [Al An'am: 93]
Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Ibrahim as pernah memiliki keinginan untuk melihat wajah Malaikat maut ketika mencabut nyawa orang yang zalim. Kemudian Allah
Setelah sadar, Ibrahim bercerita bahwa dengan melihat wajah Malaikat maut saja rasanya sudah cukup bagi orang dzalim untuk menerima hukuman atas kejahatannya, padahal hukuman Allah akan lebih dahsyat dari itu semua. Kisah tersebut menggambarkan betapa menakutkan dan dahsyatnya sakaratul maut. Baru melihat malaikat mau
Pada saat proses sakaratul maut hampir selesai, dan roh mulai keluar dari jasad manusia, maka tibalah saatnya Malaikat mengabarkan pada manusia tentang rumahnya kelak yang akan disinggahi di akhirat. Pada orang yang dzalim, malaikat akan berkata : “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Sebaliknya pada orang beriman, Malaikat akan berkata : “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”. Wallahu a’lam bish-shawab.
Semoga kita yang masih diberi kesempatan hidup di dunia ini senantiasa mendapatkan hidayah_Nya, selalu istiqamah dalam iman dan taqwa, dimudahkan hidup dan matinya. Amin Ya Rabbal alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar