Termasuk beriman kepada hariakhir adalah beriman kepada akan ditiupnya sangkakala. Shahabat pernah bertanya
apa itu sangkakala, dan Rasulullah saw pun menjawab, “Tanduk yang ditiup.”
(H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i)
Beberapa ayat dalam Al Qur’an
menjelaskan bahwa sangakakala atau tanduk itu akan ditiup dua kali. Q.S. Az
Zumar :48.
Tiupan sangkakala pertama, maka
dengannya akan meninggal semua yang ada di langit dan yang ada di bumi, kecuali
yang Allah swt kehendaki. Tiupan pertama ini terjadi pada hari Jum’at
sebagaimana dijelaskan dalam shahih Muslim. Dalam hadits shahih riwayat Abu
Daud, Tirmidzi, dan Nasa’i juga disebutkan bahwa semua binatang pada setiap hari Jum’at mereka senantiasa
memasang telinga antara waktu shubuh sampai terbit matahari karena takut ditiup
sangkakala pada hari tersebut.
Apabila terdengar tiupan
sangkakala tersebut, maka semuanya akan mencondongkan lehernya, lalu mengangkat
kepalanya, dan yang pertama kali mendengar adalah seorang lelaki yang sedang
memperbaiki penampungan air untuk minum untanya, maka dia pun mati dan matilah
semua manusia. (H.R Muslim)
Waktu tersebut sangat singkat,
sehingga seseorang tidak dapat berwasiat dan tidak ada waktu untuk kembali ke
keluarganya. Mereka meninggal di tempatnya masing-masing.
“Mereka tidak menunggu selain
satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka, ketika mereka sedang
bertengkar, lalu mereka tidak kuasa membuat satu wasiat pun dan tidak pula
dapat kembali ke keluarganya.” (Q.S Yaasiin :49-50)
Rasulullah saw menceritakan,
bahwa ada orang yang sempat mengangkat makanan ke mulutnya namun tidak sempat
memakannya karena sudah ditiup sangkakala. Meninggallah seluruh manusia dan
kerajaan pada hari itu adalah milik Allah swt semata. (H.R. Bukhari)
Ketahuilah bahwa malaikat yang akan meniup
sangkakala sekarang sudah meletakkan sangkakala di mulutnya, mengerutkan dahi,
memasang telinganya, menunggu sewaktu-waktu diperintah oleh Allah Azza wajalla
(H.R. Tirmidzi)
Rasulullah saw pada saat
mengabarkan kabar ini kepada para shahabat, beliau menyuruh seluruh shahabat
untuk mengatakan “hasbunallah wa ni’mal wakil allallahi tawakalna”. Cukuplah
Allah bagi kita dan Dia adalah sebaik-baik wakil dan hanya kepada Allah kita
bertawakal.
* Diambil dari Kajian Ust. Abdullah Roy